6 Langkah Kecil


Peter Pearson PH.D. ‘Ahli Network Marketing’ akan berbagi tentang bagaimana mengubah tujuan jangka panjang ke segmen yang lebih kecil. Artinya, agar bisa fokus mengimprovisasikan langkah-langkah kecil yang membimbing menuju prestasi terbaik.
Menurut Peter, itu merupakan tindakan network marketer sejati ketika memprospek. Walaupun ada beberapa kesamaan logis dalam mendekati prospek, namun jika Anda memperhatikan dan melatih ke-6 langkah berikut, maka prestasi terbaik yang akan diperoleh:

1. Pendekatan
Inilah dimana segalanya bermuara, dan bagi mayoritas network marketer, menjadi langkah awal yang mantap. Dan selalu, suka atau tidak, itu merupakan suatu tantangan psikologis. Anda butuh sikap antusias dan keterbukaan yang asli. Sebagian besar pria lajang menginginkan kesempurnaan, lebih cocok memujudkan tindakan tersebut. Kenapa? Karena mereka selalu mengira bahwa itulah suatu garis yang membuat mereka merasa puas. Bersiap sedialah dengan kesempatan emas saat berkomunikasi dengan prospek.

Tentunya, setiap perusahaan MLM menyajikan tips-tips bagaimana distributor menyampaikan suatu dialog kepada prospek. Dan bagian terpenting dari pendekatan itu adalah sikap Anda sendiri. Jika tidak memiliki cara jitu mendekati prospek dan kurang percaya diri, sepertinya Anda hanya bertarung memakai pedang kayu.

2. Penempatan Yang Sesuai
Apakah prospek temuan Anda berkualitas untuk menjadi distributor? Beberapa sikap distributor perlu diperhatikan, untuk mengenali apakah mereka memiliki syarat berpotensi menjadi distributor, atau sebaliknya, akan menjadi bumerang di jaringan.

Mengkualifikasi prospek apakah ia cocok atau tidak, maka menanyakan tentang cita-cita dan tujan hidup mereka amatlah penting. Perhatikan prospek yang merespon dengan jawaban negatif. Alihkan pembicaraan jika mereka masih bingung mengenai cita-cita dan tujuan hidup. Respon ‘negatif’ yaitu seperti, “Aku tak ingin menjadi miskin, aku tak ingin terus-menerus berjuang mati-matian sepanjang hidup, aku tak ingin mempunyai pekerjaan yang aku benci. Jika mendapat respon seperti, “Aku ingin menjadi kaya, bahagia, terpenuhi segala keinginan, dan sukses, “ketahuilah, itu bukan cita-cita, melainkan daftar harapan-harapan saja. Prospek seperti tersebut hanya terlalu bersemangat pada awalnya.

Prospek yang mengatur kehidupan melalui respon negatif dan daftar harapan, akan kesulitan mengejar cita-cita dan tujuan. Kehidupan mereka secara emosional dibatasi angan-angan, melindungi diri dengan cara tidak mengambil resiko menciptakan cita-cita. Meski masalah ini bisa dipecahkan, mustahil dilakukan oleh sponsor, melainkan oleh prospek itu sendiri.

Mereka yang hanya memiliki daftar harapan, tak akan bertindak meraih sukses. Hasilnya, mereka bisa membuat jadwal pertemuan-pertemuan yang tak beraturan, atau mendekati prospek yang tidak mereka kenal. Kemudian, hanya akan memohon maaf karena tak mampu menjadi bagian dari tim, sehingga menyita waktu dan tenaga Anda. Seringkali mereka bertindak pasif, mengambil mereka sebagai jaringan downline menjadi penyebab runtuhnya ‘kerajaan bisnis’ Anda.

3. Mempertunjukkan Nilai
Apakah produk Anda sesuai kebutuhan prospek, baik dari segi harga, waktu, bahkan masalah yang sedang dialami? Pertanyaan ini salah satu cara mendeteksi pasar, memahami produk lalu mengikatnya pada pasar. Tunjukkan betapa produk Anda merupakan solusi terhadap masalah yang mungkkin dialami prospek. Selanjutnya mintalah bantuan seorang upline menyelesaikan transaksi jual beli.

4. Mengatasi Komplain
Ini bagian alamiah dari proses transaksi jual-beli. Jika tak ada komplain, maka tak akan ada pemesanan barang. Siapa pun, tentu perlu menyeleksi jual beli. Namun, sepertinya mustahil terdapat 10 jenis komplain pada produk Anda, pasti kurang dari jumlah tersebut. Ketahuilah ragam komplain dan raih respon positif dari setiap komplain. Mampukah Anda merespon komplain dengan ramah, percaya diri dan secara spontanitas?

5. Menanyakan Order
Ini merupakan teknik yang mutlak dikuasai. Mayoritas trainer program penjualan mengajarkan, Anda harus mengkualifikasi dan sanggup ‘menutup’ penjualan kapanpun. Lakukan secara alamiah khususnya saat presentasi.
Bagi pemula di bisnis MLM, menawarkan produk sama seperti menanyakan, ‘apakah Anda menyukai saya?’ demi menghindari respon negatif, mereka lalu cenderung tidak bertanya dan hanya berharap waktu yang tepat tiba.

6. Follow-up
Jika respon prospek tidak jelas, apakah Anda akan memfollow-up atau sekedar menunggu jawaban? Follow-up berarti melontarkan pertanyaan, langkah ini terselesaikan beriringan dengan sifat antusias.

Ke-6 langkah diatas merupakan skill yang mesti dimiliki untuk menumbuh-kembangkan bisnis. Apa yang perlu dilatih berikutnya? Yaitu kemampuan emosional menyelesaikan setiap tahap dengan percaya diri.

Sumber : LEADER, Edisi 6/20 Agustus-20 September 2007

bisnis, uang, indonesia, uang, duit, download, indonesia, tourism, krisis ekonomi, lowongan, sehat, sembuh, penyakit, sakit, obat, suplemen, alami, natural, k-link, leader, pekerjaan,multi level marketing, PHK, dunia